Kamis, 13 Mei 2010

Proses Sejarah Yang Penuh Darah dan Bermasalah


Mengapa Bangsa Papua barat tidak pernah mengakui dan menerima PEPERA 1969, tetapi secara terus menerus melakukan perlawanan terhadap sejarah diintegrasikannya Papua Barat di dalam wilayah NKRI. Akar masalanya ialah sejarah diintegrasikannya Papua Barat kedalam NKRI yaitu dengan kekuatan militer.

Setelah integrasi terjadi, terjadi pula pelanggaran HAM yang sangat berat dengan cara pendekatan diskriminatif dan eksploitatif serta memarjinalkan atau meminggirkan rakyat Papua Barat. Semuanya itu akibat proses sejarah yang penuh darah dan bermasalah dengan tujuan untuk menguasai Bangsa Papua Barat.

Sejarah pelanggaran HAM, diskriminasi, dan marjinalisasi dalam pendekatan yang diskriminatif, eksploitatif yang di peraktekan oleh NKRI sejak 11 mei 1963 sampai hari ini tidak berhasil melumpukan pikiran dan hati nurani Bangsa Papua Barat walaupun dalam realitanya ribuan Bangsa Papua Barat gugur di tangan aparat keamanan NKRI dengan stigma Separatis dan OPM secara membabi buta.

Namun pikiran dan hati nurani Bangsa Papua barat tetap suci dan mulia, tidak berhasil di kendalikan oleh NKRI dan apart keamanan yang mendukung kepentingan NKRI. Karena pikiran dan hati nurani Bangsa Papua Barat di kendalikan oleh Yang Maha Kuasa yang di gerakan dengan penderitaan dan tetesan darah serta cucuran air mata dengan semangat dan kerinduan hati yang mulia.

Oleh karena itu dengan cara apapun NKRI tidak akan pernah mampu mendamaikan Bangsa Papua untuk hidup bersama di tanah ini sebab bangsa dan tanah ini di ciptakan oleh Tuhan untuk hidup dan berkuasa atas tanahnya, Bangsanya sendiri bukan untuk di siksa, di perkosa dan dibunuh oleh Kolonial NKRI,dengan tujuan untuknya melumpukan pikiran dan hati nurani Bangsa Papua Barat tetapi tidak pernah berhasil. (Pigundoni)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar