Di Papua, sebuah wilayah yang dipertahankan dalam NKRI melalui kegiatan Pemilu, kaki-tangan Jakarta sibuk mengeluarkan himbauan agar rakyat Papua terlibat dalam Pemilu 2009. Koran-korang milik penguasa, terutama yang dikelola oleh Kodam XVII/Cenderawasih dan Polda Papua hampir tiap hari merilis berbagai pernyataan dan ajakan penguasa agar Rakyat Papua tidak memilih Golput.
Sementara itu, berbagai gerakan demokratik di Indonesia dan Papua terus mengkampanyekan Boikot Pemilu 2009 karena kegiatan tersebut dianggap tidak akan menjawab berbagai kebutuhan rakyat. Pemilu dinilai sebagai sebuah mekanisme yang hanya menghasilkan kekalahan bagi rakyat kecil dan sebaliknya, kemenangan mutlak bagi para elit yang menikmati hidup di lingkaran kekuasaan.
Salah satu kelompok yang menolak Pemilu 2009 adalah Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB) yang tergabung dalam Komando Tertinggi Militer Revolusi Papua Barat (KTMRPB), berpusat di Tingginambut, Puncak Papua. Pimpinan KMTRPB, Gen. Goliath Tabuni, secara tegas menyatakan bahwa Pemilu 2009 harus digagalkan dengan berbagai cara agar legitimasi NKRI di Papua bisa goyah.
Redaksi WPToday sekitar 2 jam lalu berhasil mewawancarai Iringgame Tabuni, Juru Bicara KTRMPB di Tingginambut melalui telepon Seluler. Berikut petikan wawancara tersebut :
WPToday : Selamat Sore Tuan Tabuni, Kaonak!
Jubir KTMRPB (Jubir) : Wa wa, Kaonak!
WPToday : KTMRPB dan berbagai Gerakan Demoratik di Papua dikabarkan akan memboikot Pemilu 2009. Apa alasannya?
Jubir : Pemilu 2009 dan semua Pemilu yang dilaksanakan dimana saja, adalah sebuah bentuk kegiatan yang bertujuan untuk mencari legitimasi rakyat atas pemerintahan yang ada. Apabila sebuah Pemilu sukses, itu artinya rakyat masih setia terhadap pemerintah. Dalam konteks Papua, apabila Pemilu suskes, itu artinya rakyat Papua masih setia terhadap pemerintah NKRI yang bejat, yang setiap hari menjajah, menghisap dan membasmi mereka. Indonesia akan menang dalam diplomasi ‘dollar-nya’ dan negara-negara asing akan tetap menjunjung tinggi kedaulatan NKRI dengan mengatakan bahwa Papua merupakan bagian dari NKRI karena mereka melihat bahwa setiap Pemilu di Papua selalu berhasil dengan dukungan rakyat Papua melalui Partai-Partai Politik. KTMRPB mempunyai data yang akurat bahwa Rakyat Papua sudah sadar akan hal ini, terbukti dari kampanye-kampanye Parpol di hampir seantero Papua yang selalu sepi. Akibatnya, banyak Parpol yang terpaksa membayar massa atau menggunakan Jasa TNI-Polri untuk mengintimidasi rakyat Papua supaya ikut kampanye seperti terjadi di Mulia kemarin. Partai Demokrat memakai jasa TNI-Polri yang memaksa warga kampung Yambi untuk ikut kampanye. Akibatnya, truk yang mereka tumpangi terbalik masuk jurang terjal dan menimbulkan korban tewas dan luka-luka. Itu alasan utama KTMRPB tidak sepakat dengan Pemilu 2009 ini dan menyatakan akan menggagalkannya dengan berbagai cara. Alasan kelompok lain, silahkan tanya mereka.
WPToday : Hampir semua Partai Politik menawarkan program yang bagus kepada rakyat. Mereka mengatakan bahwa akan membuat rakyat Papua sejahtera, bahagia dan menjadi tuan di tanah sendiri. Komentar Anda?
Jubir : Penjajah, dimana saja di planet ini, tidak pernah merasa kasihan terhadap mereka yang dijajah. Kalau memang mau bikin orang Papua sejahtera, kenapa tidak dari Pemilu 1971 saja? Kehancuran rakyat Papua sekarang ini adalah akibat kekuasaan NKRI yang selalu dipertahankan melalui Pemilu sejak 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999 dan 2004. Pemilu 2009 merupakan kelanjutan dari Pemilu sebelumnya dan Rakyat Papua tidak akan dapat apa-apa. Tanah Papua akan jatuh ke tangan pendatang, pendatang akan menjadi pribumi dan pemilik sah atas Tanah ini, Rakyat Papua akan menjadi minoritas, semua kekayaan alam kita akan diserahkan kepada Imperialisme Amerika, kaum Elit semakin bahagia di tengah-tengah penderitaan rakyat. Janji-janji Parpol hanyalah rayuan supaya rakyat Papua terlibat dalam Pemilu 2009.
WPToday : Menjelang Pemilu 2009 ini, penguasa NKRI mulai kalang kabut dan mengeluarkan himbauan agar Rakyat Papua tidak perlu terprovokasi dengan hasutan-hasutan dari kelompok-kelompok yang tidak bertanggung-jawab seperti TPN-PB dan Kelompok-kelompok Mahasiswa. Hari Rabu (01/04) lalu, Kapolda Papua Bagus Ekodanto mengumpulkan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan tokoh perempuan se Kota Jayapura di Aula Rastra Samara Polda Papua dan mengintimidasi mereka agar memaksa rakyat Papua terlibat Pemilu 2009. Tidak hanya Kapolda. Jan L Ayomi, tokoh Merah-Putih juga meminta kepada masyarakat untuk tidak menjadi Golput. Ia mengatakan, Pemilu 2009 ini harus berjalan dengan sukses dan semua lapisan masyarakat dan seluruh komponen bangsa harus turut mensukseskannya. Ada sedikit tanggapan terhadap kejahatan ini?
Jubir : Itu memang tugas mereka. Intimidasi terpaksa menjadi cara yang dianggap demokratis karena hanya dengan cara-cara seperti ini NKRI bisa tetap eksis di Papua. Ada banyak tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan tokoh perempuan yang selama ini menjual rakyat dan menjilat pantat penjajah untuk menyambung hidupnya. Menurut saya, mereka ini-lah yang kemarin memenuhi undangan Kapolda Papua. Tetapi ada banyak tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan tokoh perempuan yang murni, yang sedang merasakan penderitaan sebagai Orang Papua. Mereka ini sedang bekerja di basis-basis massa dan kita akan lihat hasilnya nanti. Untuk orang-orang seperti Ayomi, kami bisa maklum karena dia hanya bisa mengisi perutnya, perut bini-anaknya hanya melalui komentar-komentar seperti ini, jadi biarkan saja. Setiap komentar mereka sudah dibuat kliping dan akan menjadi bukti dalam pengadilan rakyat kelak di kemudian hari.
WPToday : Kalau boleh tahu, bagaimana caranya memboikot Pemilu 2009?
Jubir : Ini pertanyaan sensitiv. Ada banyak cara yang bisa dilakukan, diantaranya dengan tidak pergi ke TPS bagi yang sudah terdaftar atau seandainya dipaksa ke TPS oleh militer, pergi-lah dan hancurkan Surat Suara dengan cara mencoret semua calon dan partai. Cara yang paling baik, yang tidak akan mengundang reaksi musuh adalah dengan tinggal saja di rumah pada hari tersebut. Apalagi tanggal 9 April itu bertepatan dengan hari besar Kristen. Ini kesempatan bagus bagi rakyat Papua untuk tinggal di rumah saja dan pantau reaksi musuh melalui media massa.
WPToday : Ada pesan khusus untuk Rakyat Papua Barat?
Jubir : Pemilu 2009 akan perpanjang penjajahan NKRI atas Papua Barat. Coba renungkan dalam berapa hari ini. Ikut Pemilu supaya dijajah selama Lima tahun kedepan atau tidak ikut Pemilu supaya ada perubahan politik soal status Papua? Lima menit dalam bilik suara akan menghancurkan hidup anda selama lima tahun kedepan(AMAKNE..!)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar