Bertempat di lapangan bola kaki Desa Yokatapa Distrik Sugapa, Jumat (9/01/2009) beberapa waktu lalu dilangsungkannya kegiatan pesta bakar batu. Kegiatan itu di hadiri lebih kurang 1000-an masyarakat Moni, Nduga, Dani dan Suku nusantara. Sementara dari lima distrik hanya yang hadir dua kepala distrik yakni Kepala Distrik Sugapa, Bartolomius Mirip, S.pd dan Kepala Distrik Wandae, Markus Miagoni.
Ucapan syukur yang di rayakan masyarakat Moni dan pimpinan pemerintah distrik yakni sebagai tanda hadirnya Kabupaten Intan Jaya yang di sahkan oleh DPR RI pada tanggal 29 Oktober 2008 silam. Dimana, UU. NO. 54 untuk pemekaran Kabupaten Intan Jaya dan UU. NO. 55 untuk pemekaran Kabupaten Deiya.
Untuk diketahui kegiatan yang sama pula juga di lakukan oleh masyarakat moni, baik yang ada di Jawa-Bali, Manado, Jayapura, Timika bahkan Paniai.
Kali ini atas inisiatif dari masyarakat lima distrik maka di rayakannya kegiatan pengucapan syukur yang sesuai kebiasaan setempat yakni melalui pesta bakar batu di laksanakan kegiatan ini di ibu kota kabupaten, dengan jumlah masyarakat yang hadir lebih kurang 1000-an yang tinggal dan mendiami di 14 Desa Distrik Sugapa diantaranya, Bilogai, Puyagia, Yokatapa, Joparu, Mamba, Titigi, Eknemba, Ugimba, Bilondoga, Emondi, Mindau, Jalae, juga hadir pula masyarakat dari empat distrik lainnya yakni Distrik Hitadipa, Distrik Agisiga, Distrik Homeo, Distrik Wandae.
Kegiatan pesta bakar batu ini di pimpin oleh Kepala Distrik Sugapa, Bartolomius Mirip, S.Pd di awali dengan penyampaian kisah perjuangan hadirnya Kabupaten Intan Jaya ini.
Sebagai awal kata dalam penyampaian kisah perjuangan, Kepala Distrik Sugapa, Bartolomius Mirip, S.Pd mengatakan bahwa hadirnya Kabupaten Intan Jaya itu atas kerja sama semua pihak tanpa terkecuali termasuk masyarakat Moni, Ndauga dan Dani yang ada di sini (Sugapa-red).
“29 Oktober 2008 lewat DPR RI sahkan RUU pemekaran Kabupaten Deiya dan Kabupaten Intan Jaya menjadi UU”kisahnya. Dikatakannya, untuk perjuangan ini sangat banyak hambatan dan halangan, tetapi kita sebagai suku moni bisa melewati itu dengan sendirinya, serta juga tidak terlepas dari penyertaan sang Bapa di Sorga kepada kita.”ungkapnya dan mendapat aplaus dari semua masyarakat yang ada di tempat kegiatan itu.
Selanjutnya, kegiatan ini di awali dengan Doa Syukuran yang di bawakan oleh Pdt. Timotius Miagoni.
Dalam sambutannya Kepala Distrik Sugapa, Bartolomius Mirip, S.Pd mengatakan dengan dilanghsungkannya syukuran ini kita dapat membagi rasa sukacita diantara semua pihak, sebab untuk memperjuangkan segala sesuatu memanglah sangat berat. Untuk itu Ia menghimbau agar semua komponen masyarakat perlu terus membina serta menjaga kesatuan dan persatuan, sebaliknya tanpa ada hal itu (kesatuan dan persatuan-red) berarti tidak ada damai diantara kita.
Sekarang UU sudah ada di tangan Bupati beberapa waktu lalu yang mana diantar langsung oleh Max Aruri (Biro Pemerintah Provinsi Papua), di rencanakan dalam waktu dekat UU tersebut akan di serahkan dari pemerintah kabupaten Paniai kepada Deiyai dan Intan Jaya.
Sementara itu ditempat yang sama, Danramil Sugapa, George T dengan mengatakan dengan tegas bahwa jika semua intelek dan masyarakat inginkan kabupaten, nah sekarang saat lagi untuk kita tinggalkan perang marga/suku. Tetapi marilah kita jemput kabupaten ini dengan damai, serta pentingnya anak-anak generasi di sekolahkan.
Di tempat yang sama, mewakili Pastor Paroki Bilogai, Frater Yudhy mengatakan Tanah ini adalah tanah terberkati, oleh sebab itu kalau Intan Jaya hadir disini bukan hasil usaha 1 atau 2 orang saja tetapi hasil usaha kita semua, dan jangan lagi membuat hal-hal yang tidask di kehendaki Tuhan di tanah yang sudah di berkati ini.
Di kesempatan yang sama pula, Dewan Adat Sugapa, Manfred Sondegau, Kaum Intelektual, Saul Sondegau dan utusan dari Timika, Apolos Bagau tentang pentingnya bergandengan tangan antara satu dengan yang lainnya, sebab satu untuk semua tanpa memandang suku, ras dan agama, dan di haruskan untuk bekerja sama demi tercapainya kesejahteraan yang baik di negeri yang penuh dengan susu dan madu ini.
Komentar Masyarakat
Kepala Desa Titigi, Rafael Agizimijau menegaskan bahwa pejabat dan intelektual harus bersatu, karena masyarakat sudah bersatu selama ini. Penuturan lainnya juga di sampaikan oleh Kepala Desa Joparu, Andreas Tipagau bahwa ketika kabupaten Intan Jaya ada dan sudah ada karateker di harapkan jangan ada mobil kaca gelap dalam artian tidak boleh ada pekerja seks komersial (PSK) yang masuk ke Intan Jaya, dan harus juga ada kerja sama dari semua pihak terutama bapa-bapa pejabat dan intelektual, dimana jangan saling baku hantam dan baku jatuhkan karena jabatan dan kepentingan belaka……..!!!(Pigundoni)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar