Kamis, 17 Desember 2009

Freeport Indonesia Biang Msalah di Papua


Kami Bangsa Papua Barat mengecam penembakan terhadap Tokoh Papua Kelly Kwalik bersama tujuh warga Papua lainnya di Timika Papua. Insiden penggrebekan yang menewaskan delapan warga Papua ditengah upaya berbagai pihak untuk menuntut pengusutan kasus terror di areal PT. Freeport yang berlangsung enam bulan tanpa solusi martabat yang dihasilkan.

Kami Bangsa Papua juga memastikan bahwa Tuan Kelly Kwalik benar-benar tewas tertembak dalam penggrebekan tersebut. Insiden tersebut terjadi pada pukul tiga dinihari 16 Desember 2009 di Gorong-gorong dua Kabupaten Mimika Papua. Dari delapan warga yang digrebek, dua orang berhasil lolos, enam diantaranya tewas tertembak. Korban adalah Kelly Kwalik, Pereni Kwalik, Noni Dikin dan Agusta Wandik. Densus 88 Polri dalam penggrebekan tersebut menggunakan dua buah mobil Polisi dan tujuh kendaraan milik PT. Freeport Indonesia.

Tragedi kemanusiaan sejak kehadiran PT. Freeport Indonesia di Mimika punya sumbangsih bagi praktik berbagai peristiwa kemanusiaan yang terjadi. Pemerintah Indonesia seakan tak berbuat apa-apa dalam menangani masalah di Freeport dan Papua seluruhnya. Kasus operasi militer di areal PT. FI bukan hal baru, bahwa semuanya dilakukan demi pengamanan asset Negara dengan menguburkan prinsip kemanusiaan dan keadilan bagi warga Papua. Itulah realitas yang terjadi semenjak kasus-kasus kemanusian di areal PT. Freeport. Kasus penembakan di tahun 2001 silam pun berakhir dengan penjara tujuh warga Papua dan menewaskan Anthonius Wamang, sampai peristiwa sekarang sama saja, bahwa investigasi kasus terror di PT Freeport dan tuntutan warga Papua menutup PT. Freeport dijawab oleh Negara Indonesia dengan pembunuhan nyawa warga Papua secarah sadis,padahal mereka adalah manusia pribumi yang mempunyai hak diatas Tanahnya.

PT.Freeport ADALAH BIANG MASALAH dal;am kehidupan BANGSA PAPUA harus bertanggungjawab atas insiden ini.Kami seluruh Bangsa Papua umpun Malanesia menduga, dukungan dana 8,1 juta USD kepada MILITER INDONESIA adalah bukti dukungan dana bagi OPERASIH ANTIH KEMANUSIAAN yang berakhir dengan menewaskan enam warga Papua yang terjadi di Kabupaten Mimika,Timika-Papua. Pemerintah Indonesia segera membentuk suatu Peraturan Perundang-undangan ( PERPU ) untuk menutup PT. Freeport di Papua guna perbaikan kontrak dan pemulihan entitas demokrasi orang Papua. PERPU harus memihak pada restorasi ekologi dan kedaulatan ekonomi nasional. Desakan penerbitan perpu juga harus di keluarkan Oleh Negara untuk mencegah timbulanya protes warga sipil semenjak tewasnya warga Papua aklibat operasi militer secarah besar -besaran beberapa tahun terakhir sampai dengan tewasnya Kelly kwalik dan bebrapa warga sipil lainya.(pigundoni)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar