Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden dan Wakil Presiden periode 2009-2014 telah berlalu lima hari yang lalu, dan hingga memasuki H+5, posisi SBY-Bud dari partai Demokrat berada di puncak atas meninggalkan jauh dua pesaing berat dari Partai lama, PDIP & Golkar, yakni Mega-Pro dan JK-Win.
Ketika Pemilu itu berlansung, saya adalah salah satu dari jutaan peserta Pemilu di Indonesia yang turut ikut ambil bagian dalam pencontrengan tersebut, dan sesuai dengan suara hati tanpa di pengaruhi oleh pihak lain dan tanpa ada kata tanya dari saya kepada orang lain, saya pun langsung mencontreng pasangan SBY-Bud atau pasangan kandidat nomor urut dua dari Demokrat-PKB tersebut (secara transparan dapat saya sampaikan demikian).
Henta mengapa sampai saya mencontreng pasangan nomor urut dua, tentunya jawaban singkat yang dapat saya sampaikan adalah merupakan timbul sendiri dari dalam hati dan pikiran saya, tanpa adanya paksaan dari pihak luar, baik istri, ipar, bapa, mama, saudara, teman maupun siapa saja yang ada saat itu di sekitar saya, ketika Pemilu Presiden-Wapres periode 2009-2014 berlangsung secara serentak di seluruh Indonesia pada, Rabu, 08 Juli 2009 lalu.
Tentunya berdasarkan Defakto dilapangan, atau hasil pantauan saya melalui Media Massa, baik Elektronik (TV, Radio) maupun media cetak (Koran) dalam lima hari terakhir ini, rupanya SBY-Bud yang cukup melambung tinggi dari dua pasangan kandidat lainnya.
Usai saya mengikuti pencontrengan itu, dalam hati kecil hingga pikiran saya timbul satu, dua, tiga hingga empat kata demikian yang berbunyi : “Bagaimanakah Nasib Tanah dan Orang Papua kedepan, melalui kepemimpinan Putra-Putri terbaik di Legislatif (Wakil Rakyat), Bupati/Wabup, Walikota/Wawali, Gubernur/Wagub hingga Presiden/Wapres selama periode 2009-2014 itu. Akankah menjadi baik secara perlahan-lahan atau sebaliknya secara perlahan-lahan Negeri ini semakin tambah parah dengan berbagai macam kesenjangan-kesenjangan…??”.
Beberapa kata singkat dalam petikan tersebut sebelum tulisan ini, hinggap dalam otak saya sehingga tulisan ini di buat, dengan satu tujuan sederhana yakni untuk memberikan atau membuka inspirasi kepada public khususnya di Papua bahkan umumnya di seluruh Indonesia bahwa berbagai kesenjangan-kesenjangan yang terjadi saat ini akankah kedepan dapat diatasi oleh pemimpin baru saat ini, ataukah kedepan Tanah dan Orang Papua tambah sulit.
Dengan waktu dan ruang yang terbatas saya menyajikan tulisan ini, yang tentunya terbatas pula dengan hadirnya kata-kata dalam tulisan ini, karena apa boleh di kata, konsentrasi saya sangat terbatas karena begitu banyak kesibukan yang dapat saya lakukan disaat-saat masa berlibur ini.
Yang melatarbelakangi saya untuk menulis tulisan ini, karena hanya kepingin saja untuk memberikan sedikit masukan bahkan kritikan kepada pihak-pihak terkait yang berkompoten, maka mau tidak mau, suka ato tidak suka, senang ato tidak senang, saya harus mengambil resiko dengan waktu tersisa ini hanya untuk menulis tulisan ini, kiranya dapat bermanfaat dan tidak merugikan semua pihak yang berkompoten di Negeri Papua ini pada khususnya dan umumnya di persada Indonesia.
Pemekaran Daerah
Hingga bulan Juli tahun 2009 ini, ternyata masih juga ada daerah-daerah baru yang di mekarkan menjadi Kabupaten, dan Kabupaten-Kabupaten baru itu telah juga ada Penjabat Bupati sementara sebagaimana yang di ambil sumpah janji oleh Mendagri di Jakarta belum lama ini. Kabupaten baru itu antara lain Deiya, Intan Jaya, Grime Nawa dan beberapa Kabupaten pemekaran lainnya.
Dengan di berikannya daerah baru oleh Pemerintah Pusat kepada orang Papua bahkan hadirnya Putra-Putri Papua, apakah dapat sanggup mengatasi berbagai kesenjangan-kesenjangan di Negeri ini, ataukah akan semakin tambah sulit untuk di atasinya. Misalnya saja dari sisi Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi Kerakyatan dan Infrastruktur di Papua lebih khususnya di daerah-daerah pedalaman (Pegunungan Tengah Papua-red) masih terlihat di mata dan melalui penyampaian beberapa orang, yang sempat terdengar pula di telinga saya, seperti Tanah & Manusia Papua di bilang masing “Ketertinggalan, Kemiskinan, Kebodohan, Keterbelakangan, Keterpurukan, Kemalasan, dan lain-lain sebagainya”.
Apa musti Alam di Negeri ini harus angkat bicara, apa musti Masyarakat Kecil (Akar Rumput) yang menyatakan perasaannya kepada Wakil Rakyat atau Dunia luas, ataukah orang Papua akan selalu dan selalu betah dan hanya menerima saja berbagai omelan dari pihak-pihak luar yang berkompoten tersebut hingga sampai kedatangan “Sang Juru Selamat”, ataukah Putra dan Putri Papua yang kini mendapatkan posisi-posisi terpenting di Pemerintahaan yang akan memperjuangkan hal ini, atau bahkan sebaliknya mendiamkan hal ini semacam angin berlalu saja, ataukah dengan cara apa, supaya penyampaian hal negative diatas bisa diatasi semuanya….?? Tentunya akan timbul banyak argumen-argumen dari semua pihak-pihak yang berkompoten di negeri ini.
Kalau menurut argumen saya, cukup dengan mengatakan perlu adanya “Rasa Kepedulian” saja dari semua pihak. Jika semua pihak seperti: Intelektual, Pejabat-Pejabat Pemerintahaan (Tingkat Kampung/Desa hingga Tingkat Pusat), Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, Tokoh Perempuan, LSM, Pihak Swasta (BUMD, BUMN, INVESTOR) dapat menciptakan kepedulian yang tinggi dari dalam hati, dan tidak dengan rasa keberpihakan serta mencari keuntungan semata di Negeri yang terbilang menyimpan berbagai macam kekayaan Alam ini. Saya belum tahu pasti, apa saja yang menjadi tanggapan dan jawaban dari semua pihak yang sempat membaca tulisan saya ini, tetapi yang pastinya itulah jawaban singkat dari saya yang bisa saya paparkan di atas itu, sesuai dengan argument atau pendapat saya sendiri.
Harapan saya, Putra-Putri Papua terbaik yang telah di pilih oleh rakyat Papua khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya, baik yang akan menduduki kursi empuk Legislatif, kursi empuk Presiden dan Wapres, kursi empuk Bupati/Wabup, Walikota/Wawalikot, Gubernur/Wagub serta para Intelek-Intelek Negeri, harus benar-benar memperjuangkan apa yang menjadi pergumulan Tanah dan Orang Papua pada khususnya dan Orang Indonesia umumnya dalam mengatasi semua kesenjangan-kesenjangan yang sudah, sedang dan akan terus terjadi di Negeri persada ini, dan lebih khususnya di Tanah Papua yang Terberkati dan Damai ini.
Akhirnya, tak lupa saya sampaikan selamat atas suksesnya Putra dan Putri terbaik dalam Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden-Wapres, keduanya untuk periode 2009-2014, semoga tetap memperjuangkan apa yang menjadi keluhan dari Rakyat Papua khususnya dan Rakyat Indonesia pada umumnya, dari berbagai-bagai kesenjangan-kesenjangan…..Semoga.(rosa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar